Headlines News :
Home » » ORANGTUA ADALAH GURU EMOSI YANG TERBAIK

ORANGTUA ADALAH GURU EMOSI YANG TERBAIK

Written By LMI KAB KEDIRI on 20 December 2012 | 2:09 AM

Kita pasti sudah sering mendengar bahwa kesuksesan diraih oleh mereka yang memiliki kecerdasan emosi yang baik. Mari kita bahas seberapa besar peran orangtua terhadap kecerdasan emosi anak. Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya. Indikatornya adalah empati, kemampuan mengekspresikan dan memahami diri, beradaptasi, bekerja dalam tim, berbagi, dan sebagainya. Jika seorang anak menunjukkan sifat suka menyendiri, perilaku yang abnormal, sulit bekerja sama, memiliki perasaan rendah diri, sangat rapuh dan tidak mampu menghadapi rintangan, sering menunjukkan ketidaksabaran, egois atau kurang memiliki kestabilan emosi, semuanya mungkin saja mengindikasikan EQ yang rendah. Pada anak usia dini, waktu yang dibutuhkan anak belajar di sekolah paling lama adalah 4 jam. Sedangkan waktu sisanya lebih banyak digunakan anak di rumah bersama orangtuanya. Melihat fakta seperti itu sudah sangat jelas, bahwa peran orangtua sebagai guru emosi bagi anak adalah sangat dominan. Lalu apa yang dilakukan orangtua sebagai guru emosi anak?

  1. Bertahan dalam situasi sulit
    Saat anak menghadapi kesulitan, sebagai orangtua bersabarlah untuk tidak segera menolong. Biarkan dia mengatasi permasalahannya hingga pada titik yang memang sangat membutuhkan bantuan kita. Ucapan orangtua, “Ibu yakin, kamu pasti bisa. Ayo semangat Nak!”

  2. Pengendalian diri
    Latihan mengendalikan diri terhadap:
    • setiap permintaan
    • saat gagal ujian/ mendapat nilai yang buruk
      Orangtua seharusnya mendorong anak untuk berusaha lebih keras dan tidak menyerah

  3. Menghadapi dunia luar.
    Terlalu memproteksi anak terhadap dunia luar akan menjadikan anak menjadi pribadi sensitif dan kurang berani untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kurang percaya diri menyebabkan mereka tidak punya banyak teman. Mereka juga akan kesulitan berurusan dengan masyarakat. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan kesempatan anak untuk berinteraksi lebih banyak dengan masyarakat di sekitarnya.

  4. Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas dan imajinasi.
    Secara alami anak kecil akan tertarik menyentuh sesuatu, merasakan hal-hal dan bahkan membongkar barang-barang yang ia temui. Dalam hal ini orang tua harus selalu sabar untuk tidak terlalu mudah melarang aktifitas anak. Jadi biarkanlah anak bereksploriasi, dengan catatan harus didampingan orangtua. Dan biasakan berdialog ketika anak akan melakukan hal-hal yang menurut kita adalah merusak.

  5. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan
  6. “Alhamdulillah, pintarnya.. anakku sudah bisa berjalan”, kata-kata seperti itu biasanya sangat mudah kita ucapkan saat anak masih kecil, dan penghargaan seperti itu akan semakin berkurang seiring pertambahan usia anak. Ayah.. Ibu, jangan pernah bosan memberikan penghargaan pada anak, karena itu adalah kunci rasa percaya diri anak

  7. Perhatikan harga diri anak Saat anak berbuat kesalahan.
  8. Jangan selalu berteriak pada mereka, seperti misalnya: “Mengapa kamu tidak pernah mendengarkan!” karena perkataan tersebut akan melemahkan rasa percaya diri dan harga diri anak. Jika mereka melakukan perbuatan nakal atau merepotkan, sebetulnya itu bukanlah masalah yang besar. Karena selalu berteriak dan bereaksi dengan keras terhadap setiap hal yang diperbuat bisa jadi lebih berbahaya dan merusak harga diri anak dibanding kerusakan fisik pada barang-barang anda.

  9. Lebih banyak dorongan dan dukungan
  10. Ketika kenyataan tidak sesuai harapan, anak-anak membutuhkan lebih banyak dorongan dan bantuan orang tua. Jangan ikut menurunkan semangat mereka. Jaga agar mereka senantiasa merasa terdukung. Mimpi adalah bahan bakar yang memotivasi kesuksesan. 

  11. Tanamkan rasa hormat pada orang lain, kerjasama dan semangat kerja tim.
    menghormati orang lain dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pendapat berbeda, anak akan memiliki hubungan interpersonal yang lebih harmonis dengan orang-orang di sekitarnya.

Ayah.. Ibu, dari paparan di atas menunjukkan bahwa sebagai orangtua, kita harus selalu belajar untuk memperbaiki diri. Sebelum menjadikan anak kita cerdas emosional, maka kita sebagai orangtua harus lebih dulu menjadikan diri kita guru emosional yang terbaik. Ciri keadaan emosional anak yang baik adalah saat kondisi hatinya penuh dengan kebahagiaan dan antusiasme. Ini terjadi bila mereka memiliki hubungan interpersonal yang harmonis. Yaitu hubungan yang baik dengan orangtuanya, dengan teman-temannya, dengan gurunya, dll. Dan pada keadaan hati yang seperti ini memungkinkan mereka mengembangkan semua potensi dan bakatnya. Sehingga inilah yang menjadi alasan mengapa kesuksesan seseorang sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosinya. Semoga tulisan yang sedikit ini cukup bermanfaat. Dan semoga Allah SWT memudahkan kita membimbing anak-anak kita menjadi insan yang berhasil di dunia dan di akhirat. Amin..

Penulis : Nurul Khotimah, S.E. S.Pd.
  • Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini
  • Tim penyusun administrasi pembelajaran PAUD Kab. Kediri
  • Ketua Himpaudi KecamatanPare
  • Koordinator PAUD Smart Kids Kab. Kediri 
  • Kepala PAUD Strawberry Pare - Kediri
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. LMI KABUPATEN KEDIRI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template